Senin, 28 Mei 2012

10 Kota Pilihan Bagi Penggila Kuliner (I)

SETIAP wisatawan pasti mempunyai alasan tersendiri untuk berpergian ke suatu tempat. Makanan adalah salah satunya.

Di dunia tersebar kota-kota dengan sajian kuliner terbaik, simak ulasannya berikut ini seperti dikutip CNNGo:

London

Bagi pencinta olahan jeroan, Kota London, Inggris adalah tempat yang tepat. Banyak yang berpikir makanan Inggris hanyalah salad, daging, dan kentang, namun ternyata tidak. Selama beberapa dekade terakhir, London telah berubah menjadi surga para pencinta makanan, dengan evolusi tapas, masakan Prancis, dan pizza. Namun, masakan Inggris modern yang terbaik adalah jeroan. Jeroan terbaik di London ada di restoran Fergus Henderson’s St. John, yang terkenal dengan jeroan dari Yerusalem.

New York

Warga New York terkenal pencinta segala macam makanan, namun babi adalah pilihan utama mereka. Restoran yang berhasil menyajikan hidangan babi modern terbaik di New York adalah Momofuku, yang dimiliki oleh chef berkebangsaan Korea-Amerika, David Chang. Selain babi, di Momofuku Anda juga dapat mencoba racikan khas Chang yang lezat, bebek peking.

Portland

Seperti New York, Portland juga terkenal dengan masakan babinya. Namun, para koki di kota ini lebih banyak menggunakan bahan-bahan lokal dan organik. Kunjungi Le Pigeon, yang merupakan restoran dengan nuansa country, dan meja bar panjang yang menghadap langsung ke dapur. Anda akan menikmati sajian terbaik restoran berupa potongan babi panggang organik, kacang panggang, serta ricotta.

Singapura

Jajanan pinggir jalan? Singapura juaranya. Mulai dari laksa khas Singapura, hingga sup ikan, dan mi goreng, semuanya ada di kota ini. Siapkan perut Anda menyantap makanan lezat ini saat melewati Maxwell Road Food dekat Chinatown, yang dipenuhi kios jajanan pinggir jalan terbaik di kota ini.

Shanghai

Pangsit dapat ditemui di China bagian manapun, namun pangsit terbaik dapat Anda dapatkan di Shanghai. Di sepanjang kota, tersebar kios-kios kecil pinggir jalan yang menjual pangsit dengan beragam isi, seperti daging, kepiting, ayam, maupun babi. Pangsit terbaik di Shanghai dapat Anda temui di Jia Jia Tang Baoi, yang merupakan surga makanan khas China. (Okz/Git)

Minggu, 13 Mei 2012

Kota Yogyakarta<---->Gudeg Mercon Bu Ngatinah, Nendang Pedasnya

YOGYA (KRjogja.com) - Para penggemar gudeg pasti selalu mendapatkan rasa manis dan legit pasa masakan khas Yogyakarta ini. Namun, ada sensasi rasa berbeda jika mencoba Gudeg Mercon di seputaran Kranggan, Yogyakarta.

Gudeg racikan Ibu Ngatinah ini menyajikan gudeg bercampur sayur tempe ditambah potongan cabai hijau menggunung. Belum lagi sayur kreceknya yang berpadu padan dengan cabai rawit merah sehingga membuat lidah 'terakar'. Tak hera jika diberi nama mercon.

Menurut sang penjual, ide awal pembuatan adalah keinginan untuk membuat rasa gudeg yang berbeda dan tidak membosankan. Citarasa pedas dipilih karena dinilai banyak disukai oleh masyarakat. Terciptalah gudeg mercon yang memang benar adanya, selalu laris diserbu pelanggan.

"Ramuannya ya ngawur saja. Kalau biasanya gudeg hanya menyediakan sayur nangka, areh, krecek, potongan daging dan telur, maka gudeg mercon ini ada campuran sayur mercon dan aneka gorengan. Ternyata lidah masyarakat cocok dan justru banyak diminati," katanya.

Setiap kali berjualan, tak kurang 5 kilogram cabe hijau dan cabe rawit merah digunakan untuk meramu gudeg mercon. Rasa pedas yang tak terkalahkan dari gudeg ini disebut sebut baru satu satunya di Yogyakarta. Bu Ngatinah sendiri telah berjualan gudeg mercon sejak tahun 1992.

Salah seorang penggemar gudeng mercon, Adi Christiawan mengaku selalu menyempatkan diri untuk menikmati gudeg mercon. Terlebih, aktivitasnya yang baru berakhir pada malam hari membuat gudeg mercon menjadi alternatif kuliner yang cocok.

"Biasanya saya selalu berolahraga futsal hingga pukul 23.00 malam. Setelah lelah dan lapar, pasti selalu mampir kesini. Citarasanya tidak membuat eneg dan malah sensasi pedasnya gudeg membuat ketagihan," tuturnya.

Anda yang penasaran ingin menikmati gudeg ini, silahkan susuri seputaran pasar Kranggan tepatnya di sisi sebelah Barat Klenteng Poncowinatan Yogyakarta. Di sebuah trotoar akan terlihat kerumunan ramai penggemar gudeg mercon yang mengantri.

Gudeg mercon buka mulai pukul 23.00 malam hingga pukul 04.00 pagi. Harganya juga bervariasi. Mulai Rp12 ribu untuk gudeg suwir, Rp14 ribu untuk gudeg suwir telur dan Rp20 ribu untuk gudeg paha. Anda juga bisa menambahkan aneka gorengan yang tersedia. Selamat mencoba. (Ran)

Kedu Selatan<--->Tledek, Seni Tradisional Penolak Sawan

PURWOREJO (KRjogja.com) – Masyarakat di pelosok pedesaan di Kabupaten Purworejo menyakini bahwa penari tledek (sebangsa tayub) dapat menghilangkan atau menolak sawan bagi anak balita. Bahkan setiap ada pertunjukan kesenian tledek, orang tua yang memiliki anak balita selalu hadir dan meminta untuk disuwuk (ditiup keningnya) agar terhindar dari sawan atau penyakit.

“Ini sudah menjadi kepercayaan masyarakat, jadi setiap ada pertunjukan tledek, anak-anak kecil dibawa serta untuk disuwuk,” kata Sutarman, salah seorang sesepuh Desa Pamriyan Kecamatan Pituruh Purworejo, Minggu (29/4).

Hanya saja kata Suarman, jenis kesenian tradisional ini mulai langka dan bahkan nyaris punah. Namun bagi desa-desa yang memiliki kepercayaan ini masih selalu menghadirkan tayub meskipun satu tahun sekali. “Biasanya pada saat hajadat desa seperti  merti desa dan lainnya. Untuk hajadan keluarga sudah jarang,” katanya.

Karena tledek ini sudah langka, maka untuk kegiatan hajadan, terpaksa harus mencari penari dari luar daerah. “Yang masih ada di Kabupaten Wonosobo, Banyumas dan Gunung Kidul,” kata Sutarman.

Di daerah lain katanya, mungkin sejenis kesenian ini basih ada, hanya saja namanya yang berbeda. Dalam pertunjukan kesenian ini, hampir sama dengan tayub. Pentas panggung penari yang diiringi musik tradisional. (Nar)

Pantura Tradisi 'Weh-wehan' Jadi Ajang Silaturahmi

KENDAL (KRjogja.com) - Memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW warga Kaliwungu Kendal menggelar tradisi ketuwin atau saling bersilaturahmi dengan bertukar jajanan. Keunikan tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun ini adalah warga bertukar makanan yang ditempatkan di depan rumah. Tradisi yang sering dikenal dengan tradisi weh - wehan atau  dalam bahasa Indonesia berarti saling memberi ini sangat disukai anak-anak.

Tradisi ini membuat suasana kampung-kampung di Kaliwungu selalu ramai saat peringatan Maulud Nabi Muhammad, dan berbeda dengan kampung lain. Kampung ramai dengan warga yang sibuk menyiapkan aneka makanan untuk saling betbagi.

Musyaroh (35) warga Kaliwungu mengatakan bahwa tradisi ketuwin atau lebih dikenal dengan weh wehan sudah ada sejak masa penyebaran agama Islam di pulau jawa khususnya di Kaliwungu. "Disebut weh-wehan karerna warga saling tukar menukar makanan antar tetangga dan saudara," ujar Musyaroh, Sabtu (4/2).

Tradisi tahunan ini membuat anak-anak ceria, mereka berkeliling kampung sambil membawa makanan.  Selain itu pakaian anak-anak juga kebanyakan baru seperti saat lebaran. "Anak anak berpakaian baru berkeliling kampung untuk saling bertukar makanan," lanjut Musyaroh.

Walaupun tradisi ini semakin terkikis jaman, dengan maraknya makanan siap saji, namun warga Kaliwungu tetap mempertahankan kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi.

Terpisah Bupati Kendal Widya Kandi Susanti mengatakan, tradisi yang berhubungan dengan kegiatan keagamaan harus dilestarikan. Bahkan pihaknya berencana akan membangkitkan wisata religi dan tradisi ketuwin bisa dijadikan salah satu wisata tradisi juga.

"Kaliwungu memang pusat agama sehingga kami akan membuat paket wisata religi untuk membangkitkan tujuan wisata di Kendal," ujar Widya. (R-7)
 

Kedu Utara. Sup Senerek Bu Atmo nan Melegenda

MAGELANG (KRjogja.com) - Menjelajah ragam kuliner di kota Magelang belum lengkap rasanya jika tidak mencoba sup senerek. Sup berbahan dasar kacang merah ini konon merupakan kuliner asli Magelang yang telah ada sejak lama dan diadaptasi dari citarasa resep masakan Belanda.

Nama senerek sendiri dipakai untuk menyebut kacang merah. Menurut cerita penduduk sekitar, senerek berasal dari bahasa Belanda 'Snert' yang artinya kacang polong. Kata tersebut kemudian diucapkan oleh masyarakat menjadi senerek dan diartikan kacang merah.

Mencari sup senerek di kota Magelang, bukan merupakan hal yang sulit. Hampir di banyak sudut di kota ini terdapat banyak warung yang menyuguhkan menu senerek. Namun, salah satu warung yang cukup terkenal adalah milik Bu Atmo, yang terletak di kawasan Jendralan, tepat sebelah Selatan kantor Karisidenan Magelang.

Di warung tersebut, sup senerek disajikan istimewa. Satu porsi sup senerek terdiri dari nasi, kacang merah, potongan daging ayam, babat atau jerohan sapi, wortel, daun bawang, dan bayam rebus. Anda dapat melengkapi sup ini dengan aneka menu tambahan seperti tempe, tahu goreng, perkedel, sate keong dan lainnya.

Meski bumbu dasar dari sup ini hampir sama dengan sup pada umumnya, namun citarasa yang dihasilkan sedikit berbeda. Selain memiliki campuran yang cukup beragam, kuah dari sup ini juga terasa lebih gurih dan kental. Ini dikarenakan sari-sari kacang merah yang dimasak dalam waktu lama, ikut bercampur dengan kuah bumbu dan daging.

Warna kuah sup ini juga lebih pekat atau kecoklatan. Sup ini juga bisa divariasikan dengan kecap dan sambal atau ditambah aneka sayuran lain seperti kol, tomat atau daun singkong rebus. Aneka bahannya yang cukup beragam ini pula yang menjadikan sup ini memiliki citarasa unik.

Satu porsi sup senerek dijual dengan harga Rp10.000. Warung bu Atmo menyajikan sup senerek ini sejak pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB. Namun sup ini oleh sebagian besar masyarakat, menjadi menu favorit untuk sarapan pagi. Tak heran, warung bu Atmo akan penuh sesak dengan pengunjung, saat jam sarapan pagi. (Aie)

Susur Kali Oyo Komplek Gua Pindul Tetap Mengasyikkan

MESKI sudah memasuki musim kemarau, menyusur Kali Oyo di Komplek Gua Pindul, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul tetap mengasyikan. Bahkan terasa lebih menantang, karena harus 'jumpalitan' melewati celah-celah bebatuan.

“Jarak lokasinya lebih pendek, tetapi waktu tempuhnya hampir sama, karena tidak secepat jika arusnya deras,” kata Siswanto dan Mbah Ireng Parno, salah satu pengunjung obyek wisata tersebut, Rabu (26/4) petang.

Sejak musim kemarau, kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Gua Pindul Subagyo, wisatawan masuk dari sekitar tempuran sungai Oya dan Kali Branjang. Ini berbeda jika dibanding ketika musim penghujan penyusuran dimulai dari Dusun Kedungranti, Kecamatan Nglipar. Tetapi, arus deras dan aliran biasa mempunyai kelebihan masing-masing. Musim kemarau perjalanannya lambat. “Tetapi wisatawan dapat menyaksikan batuan tebing sungai yang indah,” tambahnya.

Di musim kemarau wisatawan tetap dapat merasakan derasnya air terjun yang mengalir dari Gua Pindul. Sehingga ketika melewati kawasan air terjun, ada sensasi tersendiri. Di tengah-tengah wisatawan meluncur dalam ban karet akan diguyur air deras, dan serasa kehilangan arah perjalan. “Ada juga yang berhenti untuk terjun ke sungai dari tebing sungai,” ujarnya.

Untuk menambah keramaian obyek wisata, kini sedang dirintis berbagai obyek wisata baru. Wisata Gua Pindul tak hanya memikat wisatawan domistik, tetapi sudah ribuan wisatawan asing mengunjungi obyek wisata di Dusun Gelaran ini. Sarana dan prasarana jalan juga terus diperbaiki.
"Ke depan obyek ini akan menjadi wisata unggulan di Gunungkidul," terang Subagyo. (Ewi)

CANDI SAMBISARI Ditemukan setelah Terkubur Material Vulkanik 960 Tahun

CANDI SAMBISARI terletak di Purwomartani, Kabupaten Sleman terbilang unik karena berada 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Selain itu memiliki arca Lingga-Yoni (kelamin) di bilik utamanya dan ditemukan pada tahun 1966 atau terkubur material vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi pada Tahun 1006.

Awalnya, Sambisari ditemukan oleh petani setempat Karyoinangun secara tidak sengaja pada tahun 1966. Saat itu, mata cangkulnya membentur benda keras berupa batu yang terpendam di dalam tanah. Akhirnya diketahui bebatuan itu adalah reruntuhan candi.

Petugas tiket dan informasi Candi Sambisari, Basuki menjelaskan Balai Arkeologi Yogyakarta lalu melakukan penelitian dan penggelian. Hasilnya terdapat situs candi dan dinyatakan sebagai daerah Suaka Budaya.

"Proses selanjutnya penyusunan kembali reruntuhan menjadi Kompleks Candi utuh dan pada tahun 1987 dimulai rekonstruksi ulang termasuk pemugaran. Karena letaknya 6,5 meter di bawah tanah, maka disebut Candi Sambisari," ujarnya kepada KRjogja.com, Minggu (8/1/2012).

Sementara itu berdasarkan penelitian geologis, candi setinggi 6 meter terbenam material vulkanik erupsi Gunung Merapi tahun 1006. Candi Sambisari merupakan candi hindu abad 10 dan dianun oleh Raja dinasti Sanjaya karena memiliki arca Shiwa atau Bhatara Guru dalam pewayangan Jawa, menepati bilik utamanya.

Candi Sambisari merupakan Candi Hindu beraliran Syiwaistis dari abad ke X. Saat penggalian kompleks candi Sambisari juga ditemukan benda bersejarah lainnya. Misalnya perhiasan, tembikar, prasasti lempengan emas. Dari situ diperoleh prakiraan, bahwa Candi Sambisari
dibangun tahun 812-838 M, saat Kerajaan Mataram Hindu atau Mataram Kuno diperintah Raja Rakai Garung dari Dinasti Syailendra.

Basuki menjelaskan candi terdiri embat bangunan yang dibattasi tembok mengelilinginya dengan total luas 50 x 48 meter. Bangunan candi utama yang terbesar memiliki ketinggian 7,5 meter dan berbentuk bujur sangkar yang berukuran 15,65 x 13,65m pada bagian bawah candinya. Pintu masuk ke dalam kompleks candi berada pada keempat sisi bujur sangkar dengan menuruni tangga.

Keunikan yang lain, candi ini tidak memiliki pilar penyangga, sehingga bagian dasarnya sekaligus berfungsi sebagai pilar penyangga candi. Di bagian ini terdapat selasar yang mengelilingi badan candi, dan memiliki 12 anak tangga. Pada bagian luar badan candi terdapat relung-relung untuk menaruh arca.

Yang masih ada kini adalah arca Durga di sebelah utara, Ganesha di sisi timur, dan arca Agastya di bagian selatan. Dua relung lain yang ada di kanan dan kiri pintu, untuk patung dewa penjaga pintu, yaitu Mahakala dan Nadisywara. Sayang kedua patung itu sudah tidak ada di tempatnya lagi. Sementara patung lingga dan yoni terdapat pada bilik di dalam badan candi tersebut.

"Tiket masuk menikmati karya agung leluhur ini, yakni Rp. 2000 untuk dewasa, dan Rp. 1000 untuk anak-anak," tandasnya. (Denny Hermawan)

Menikmati Pesona Lereng Merapi Dengan Jeep Wisata

SLEMAN (KRjogja.com) - Pesona Gunung Merapi tetap memikat dan mempunyai magnet tersendiri bagi wisatawan pasca erupsi Merapi dua tahun silam, hal inilah yang kini dikelola warga sekitar untuk mempopulerkan wisata minat khusus yang menantang andrenalin dengan jeep. Salah satu pengelola wisata ini adalah Kaliurang Jeep Community (KJC) yang menyediakan fasilitas transportasi jeep untuk wisata lahar Merapi atau lava tour di kawasan lereng Gunung Merapi

Wisata minat khusus ini hampir setiap hari selalu ada wisatawan yang menikmati sisa-sisa kedahsyatan gunung teraktif di Indonesia itu. Guna mencoba tren baru tersebut, sejumlah awak media yang difasilitasi Hotel Griya Persada dan dipandu KJC menikmati keindahan Merapi dengan mengendarai jeep.

Ketua KJC, Riswanto Nugroho mengatakan wisata ini muncul karena medan yang dilalui cukup berat. Untuk melewatinya harus menggunakan kendaraan yang mumpuni seperti jeep dimana wisatawan akan disuguhi kawasan pedesaan yang kawasan lereng merapi yang sudah tertimbun lahar Merapi dan batu-batuan vukanik yang kini mulai sedikit hijau.

"Peluang ini kita tangkap untuk munculkan wisata baru. Hasilnya memuaskan, banyak wisatawan memanfaatkannya. Hampir setiap hari kita mengantar, bahkan di akhir pekan semua armada bisa terpakai, Kami menyediakan 25 jeep berikut dengan sopirnya yang kami organisir sejak tahun 2010 yang semula hanya ada 3 jeep” ujarnya di Jalan Boyong Kaliurang Sleman, Minggu (22/1).

Riswanto menjelaskan untuk dapat menikmati layanan ini, wisatawan harus merogoh kocek Rp 250 ribu untuk paket standar dan Rp 450 ribu untuk paket jauh. Rute paket standar menempuh jarak sekitar 20 kilometer selama 2 jam melalui Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan yang sudah rata dengan material vulkanik.

Untuk paket jauh, jarak tempuh sekitar 30 kilometer menelusuri Bronggang, Argomulyo. Lokasi itu merupakan Kali Gendol yang sudah dikeruk pasirnya. Kemudian wisatawan dibawa ziarah ke makam Mbah Maridjan di Srunen, Glagaharjo lalu kembali ke taman wisata Kaliurang.

Salah seorang peserta tour jeep, Deviana mengatakan sisa-sisa erupsi itu bisa dinikmati sebagai pemandangan alam yang luar biasa. Ditambah lagi jika cuaca cerah Gunung Merapi terlihat gagah dan sangat indah.

"Menikmati pemandangan Gunung Merapi kini sungguh mempesona terutama dengan fasilitas kendaraan jeep yang cocok untuk melalui medan-medan cukup terjal dan jalan yang sudah rata dan penuh bebatuan besar sisa erupsi Merapi. Kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam untuk wisata dengan jeep ini,” katanya.

Ditambahkan dengan peserta jeep tour Merapi lainnya, Astuti yang baru pertama kalinya merasakan wisata ini merasakan pengalaman berbeda menyusuri kawasan Merapi karena kondisi saat ini berbeda dari saat sebelum bencana alam melanda.

"Saya ingi tahu sekarang Merapi seperti apa pasca erupsi dua tahun lalu. Meskipun bisa ditempuh dengan kendaraan sendiri namun perjalanan lebih berkesan dengan jeep karena kita diajak dan dikenalkan lagi daerah-daerah yang sudah tertimbun rata pasir ini," pungkasnya. (Fir)