ANKARA (KRjogja.com) - Sekelompok penjelajah Evangelis
(pendeta) China dan Turki menyatakan bahwa sisa-sisa bongkahan kayu yang
mereka temukan di gunung Ararat, wilayah Turki bagian Timut,
menunjukkan tanda-tanda peninggalan kapal Nabi Nuh.
Dilansir
Foxnews, Sabtu (7/7/2012), para penjelajah ini mengatakan bahwa
perhitungan penanggalan karbon membuktikan relik yang pernah ada sejak
4.800 tahun lalu, yang berarti pada saat itu, kapal tersebut sedang
mengapung. Gunung Ararat telah lama diduga sebagai tempat peristirahatan
terakhir dari kapal Nabi Nuh oleh kaum Evangelis dan Literalis untuk
mengesahkan kisah-kisah Alkitab.
Yeung Wing-Cheung dari tim
peneliti Departemen International Noah Ark yang mengungkap penemuan itu
mengatakan, "Ini tidak 100 persen bahwa ini adalah kapal Nabi Nuh, namun
kami pikir ini 99,9 persen merupakan kapal nabi Nuh," ungkapnya. Ada
beberapa laporan mengenai temuan yang mengindikasikan sisa-sisa bahtera
Nabi Nuh, dan yang paling dikenal adalah temuan yang dilakukan arkeolog
Ron Wyatt pada 1987.
Pemerintah Turki menyatakan, area situs
penemuan di gunung Ararat itu sebagai taman nasional. Setelah
ditemukannya objek berbentuk perahu yang membentang di gunung tersebut.
Kalangan evangelis yakin bahwa saat ini temuan mengenai kapal Nabi Nuh
itu cenderung merupakan artefak yang sebenarnya. Mereka menyerukan agar
peneliti Dutch Ark, Gerrit Aalten, untuk memverifikasi keabsahannya.
"Arti penting dari penemuan ini adalah, bahwa untuk pertama kalinya
dalam sejarah penemuan bahtera Nabi Nuh didokumentasikan dengan baik dan
mengungkapkannya kepada masyarakat di seluruh dunia," ujar Aalten. Ia
mengutip banyak detail yang sesuai dengan catatan sejarah dari kapal
itu, ia pun percaya bahwa ini adalah temuan arkeologi yang sah.
"Ada sejumlah bukti kuat bahwa struktur yang ditemukan di gunung
Ararat, Turki Timur itu adalah Bahtera Nuh yang legendaris," kata
Aalten. Perwakilan Departemen International Noah Ark mengatakan bahwa
struktur kapal itu mengandung beberapa kompartemen (bagian yang
terpisah), terdapat balok kayu yang mereka percaya digunakan untuk
kelompok rumah hewan.
Selama konferensi pers, anggota tim Panda
Lee menggambarkan ketika mereka mengunjungi situs itu. "Di Oktober
2008, saya melakukan pendakian gunung dengan tim dari Turki. Pada
ketinggian lebih dari 4.000 meter, saya melihat struktur yang dibangun
dengan benda yang menyerupai papan kayu," tuturnya.
"Setiap
papan memiliki lebar 8 inci. Saya bisa melihat tenons (duri), bukti
konstruksi kuno yang lebih ada terlebih dahulu ketimbang penggunaan paku
logam," tambahnya.
Ia menceritakan bahwa dirinya bersama tim berjalan sekitar 100 meter ke situs lain.
"Saya melihat fragmen kayu yang rusak yang tertanam dalam gletser,
dengan panjang sekira 20 meter. Saya mengamati lanskap dan menemukan
bahwa struktur kayu itu secara permanen tertutup oleh es dan batuan
vulkanik," imbuhnya.
Pejabat Lokal di Turki akan meminta
pemerintah pusat di Ankara untuk mengajukan status sebagai UNESCO World
Heritage. Sehingga, situs itu dapat dilindungi beberapa waktu, selama
penggalian arkeologi besar di tempat tersebut. (Okz/Git)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar