Selasa, 13 September 2011

Sate China Pak Ahmad...Nyam Nyam.. Sabtu, 23 April 2011


YOGYA (KRjogja.com) - Terkenal dengan sebutan Sate China di kawasan Jalan Tukangan Yogyakarta, sate tradisonal asli? Madura Pak Ahmad yang sudah berjualan sejak 100 tahun lalu ini laris manis diburu pembeli dari kalangan masyakat umum hingga para penjabat hingga wisatawan asing. Sate Pak Ahmad yang hanya menempati emperan sebuah toko besi yang berada di Jalan Tukangan Yogyakarta ini menawarkan 5 jenis sate ayam dengan bumbu kacang yang lezat.

Menurut keturunan ketiga Sate Pak Ahmad, Nurdin yang mengungkapkan kakek moyangnyalah yang pertama kali mengenalkan sate dari Madura di Yogyakarta yang bahkan hingga saat ini namanya dipakai banyak penjual sate Madura yaitu Sate Madura CaK Ahmad. Dulu kakeknya berjualan keliling di sekitar Puro Pakualaman namun setelah akrab dan diberi tempat dikawasan Tukangan akhirnya menetap disini hingga saat ini.

"Dulu teman-teman kakek saya kebanyakan dari etnis Tionghoa di kawasan Tukangan yang akhirnya menjadi pelanggan tetap, maka sate ini sering disebut Sate China karena pembelinya kebanyakan warga Tionghoa," ujarnya saat ditemui di Jalan Tukangan Yogyakarta, Minggu (27/3).

Nurdin menjelaskan selain banyak dibeli warga Tionghoa, keistimewaan sate ini sehingga laris manis karena menjual lima jenis sate yaitu sate uritan atau telor ayam yang masih muda, sate? brutu ayam, sate kulit ayam, sate campur dan sate daging ayam yang dipadukan dengan bumbu kacang yang sangat kental dan gurih.

"Bumbu kacangnya ini yang menjadi kunci sate kami laris manis selain berbagai jenis satenya," tandasnya.
Mengenai harganya cukup terjangkau, untuk sate campur, kulit dan daging ayam dihargai Rp.11.000 per porsi, sate brutu Rp.13.000 per porsi, sate uritan Rp.20.000 jika ditambah dengan lontong hanya dikenai biaya tambahan Rp.2000. "Yang paling laris adalah sate uritan yang langsung diborong dan jumlah nya terbatas kemudian sate campur," imbuhnya.

Dalam satu hari, Nurdin yang menggantikan ayahnya Hasanudin yang sebelumnya berjualan sate ini namun dikarenakan sedang sakit dirinyalah dibantu ibu dan saudara-saudaranya menjajakan sate pinggir di pinggir jalan Tukangan ini membuat 1.000 tusuk sate dan 45 lontong ini selalu habis dibeli. "Cepat habis karena biasanya diborong langganan,"tuturnya.

Sate Pak Ahmad yang baru buka pukul 16.30 WIB ini juga merupakan langganan dari Keluarga Cendana, Keluarga Pakualaman dan dari wisatawan Singapura selain mempunyai langganan tetap para keturunan pemilik toko-toko di kawasan Malioboro. "Saking terkenalnya ada orang Singapura yang ingin menawari kerjasama menjual sate kami di negaranya," ungkapnya.

Karena pelangganya mayoritas warga Tionghoa, sate ini selalu laris manis dipesan dan diborong pada saat perayaan Imlek daripada saat Lebaran. Bahkan Nurdin mengaku tidak berjualan di pinggir jalan selama Imlek karena sudah diborong dirumahnya yang beralamatkan Jambu Gembalak Bawah DN I/515 Yogyakarta di terlebih dahulu. (Fir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar