Sabtu, 17 September 2011

Ribuan Warga Ngalap Berkah Ki Ageng Wonolelo


SLEMAN (KRjogja.com) - Kendati puncak Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo belum dimulai, namun ribuan warga sudah memadati petilasan Ki Ageng Wonolelo, Jumat (14/1) siang. Mereka mengaku sengaja datang lebih awal untuk bisa mendapatkan apem yang diyakini membawa berkah.

"Hampir tiap tahun saya ikut saparan Ki Ageng Wonolelo dan selalu mendapat apem yang dilemparkan. Kalau tahun lalu itu malam hari, namun saya dengar tahun ini (apem.red) dilempar siang hari. Makanya, saya kesini siang-siang biar dapat berkah lagi," ujar Anik pengunjung dari Manisrenggo Klaten kepada KRjogja.com.

Penyebaran apem ini merupakan rangkaian terakhir dari Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo. Apem berasal dari Bahasa Arab Afu'un yang berarti ampunan. Diharapkan, warga yang mendapatkan apem, bisa segera meminta ampunan kepada Allah SWT atas dosa yang pernah dilakukan. "Pelemparan apem ini juga sebagai bentuk rasa sukur atas limpahan berkah dan rizki dari Allah SWT," ungkap Sesepuh Pondok Wonolelo, Suripto.

Upacara Adat Ki Ageng Wonolelo sendiri baru dimulai sekitar pukul 13.30 WIB. Diawali dengan pementasan fragmen babat Ki Ageng Wonolelo di Balai Desa Widodomartani, Ngemplak, kemudian disusul kirab menuju Masjid atau rumah peninggalan Wonolelo untuk mengambil pusaka.

"Di Masijid itu, pusaka atau jimat warisan Ki Ageng Wonolelo ialah Al-Quran, Kyai Gondil, Kopyah, Potongan Mustaka Masjid dan Tongkat. Pusaka tersebut kemudian dikirab menuju petilasan Ki Ageng Wonolelo," imbuh Suripto.

Sesampainya di petilasan Ki Ageng Wonolelo, lalu dilakukan tahlinan dan tabur bunga. Gunungan apem yang dikirab kemudian didoakan dan langsung dilemparkan kepada warga yang memenuhi sekitar petilasan Ki Ageng Wonolelo. "Kami tidak menafsirkan adanya berkah dari apem ini. Namun, para warga memiliki penilaian demikian. Jika mendapat apem, maka akan mendapatkan berkah," ungkap Suripto.

Ki Ageng Wonolelo sendiri memiliki nama asli Jumadi Geno. Ia merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram. Ia pernah menaklukkan Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang membangkang terhadap Kerajaan Mataram. Karena kesaktiannya itulah, Jumadi Geno yang menetap di Pondok Wonolelo menjadi tersohor. Banyak orang yang berdatangan dan berguru agama Islam kepadanya. (Dhi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar